RSS

TELAAH KURIKULUM MATEMATIKA SD KELAS VI


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat. Tujuan utama pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di masyarakat. Kemampuan ini berupa pengetahuan dan keterampilan, serta prilaku yang diterima masyarakat. Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat. Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah harus memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.
Sebagai lembaga sosial, sekolah harus dapat memberikan pelayanan kebutuhan pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat. Pendidikan diharapkan juga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi agar dipergunakan dalam kehidupan di tengah masyarakat kelak. Efek sosial akhir dari pendidikan adalah perubahan di masyarakat baik secara ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen pendidikan juga harus berusaha untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Faktor yang menentukan kualitas pendidikan antara lain kualitas pembelajaran dan karakter peserta didik. Kualitas pembelajaran dilihat pada interaksi peserta didik dengan sumber belajar, termasuk pendidik, metode, sarana dan prasarana, serta alat evaluasi yang digunakan. Karakter peserta didik meliputi bakat, minat, dan kemampuan. Interaksi yang berkualitas adalah yang menyenangkan dan menantang. Menyenangkan berarti peserta didik belajar dengan rasa senang, sedangkan menantang berarti ada pengetahuan atau keterampilan yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi.
Tugas sekolah adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan yang berguna bagi dirinya untuk hidup di masyarakat. Ada 6 skala inventori preferensi yang meliputi dimensi intelektual, realistik, artistik, sosial, pengusaha, dan konvensional. Konfigurasi berkaitan dengan potensi peserta didik. Apabila diketahui profil potensi peserta didik, maka perlakuan yang dirancang akan bisa lebih tepat, sehingga potensinya dapat dikembangkan secara optimal. Untuk itu, diperlukan serangkaian telaah kurikulum yang dapat dipergunakan untuk menjebatani demi tercapainya tujuan akhir dari pendidikan, yakni pengembangan potensi peserta didik secara maksimal.
Menyoal tentang telaah kurikulum berarti sebelumnya kita harus memahami makna kurikulum itu sendiri.
Salah satu dari fungsi kurikulum adalah sebagai control (preventif) agar guru tidak menyimpang dalam melaksanakan tugasnya dan haruslah memahami kurikulum.

B.     Pengertian Kurikulum
Menurut Wahidin (2008) dalam bahasa latin kurikulum berarti lapangan pertandingan (race course) yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finis, baru pada tahun 1955 sistilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti, yaitu:
a)      Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran.
b)      pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah.
c)      rencana belajar murid

Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Banyak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarnya adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan berbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi dengan lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah pengalaman kehidupan.
Selain itu dikatakan juga bahwa kurikulum adalah serangkaian komponen metode belajar mengajar, cara mengevaluasi kemajuan siswa dan seluruh perubahan pada tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, suvervisi, dan administrasi, waktu, jumlah ruang, dan dana, serta pilihan pelajaran (J. Lioyd dan Delmas F. Miller dalam Mulyati, 2006:3.1).
Menurut Ralph.W.Tyler (dalam Wahidin , 2008), ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam proses pengembangan kurikulum dan pengajaran yaitu:
a)      tujuan apa yang hendak dicapai?
b)      pengalaman belajar apa yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan?
c)      bagaimana pengalaman belajar itu diorganisasikan secara efektif?
d)     bagaimana menentukan keberhasilan pencapaian tujuan?
Jika kita mengikuti pandangan Tyler, maka pengajaran tidak terbatas hanya pada proses pengajaran terhadap satu bahan tertentu saja, melainkan dapat pula diterapkan dalam pengajaran untuk satu bidang studi/pengajaran di sekolah. Demikian pula kurikulum dapat dikembangkan untuk kurikulum suatu sekolah bidang studi ataupun kurikulum untuk suatu bahan pelajaran tertentu.

C.    Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum ialah sebagai pedoman bagi guru dalam nelaksanakan tugasnya. Selain itu kurikulum berfungsi sebagai:
a)      Preventif yaitu agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang ditetapkan kurikulum.
b)      Korektif yaitu sebagai rambu-rambu yang menjadi pedoman dalam membetulkan pelaksanaan pendidikan yang menyimpang dari yang telah digariskan dalam kurikulum.
c)      Konstruktif yaitu memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaannya asalkan arah pngembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.
d)     Administrator yakni kurikulum berfungsi sebagai pedoman supervise kepada guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses belajar mengajar.

D.    Komponen-Komponen kurikulum
a)      Tujuan, yaitu arah/sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaran pendidikan.
b)      Isi Kurikulum, yaitu pengalaman belajar yang di peroleh murid di sekolah. pengalaman-pengalaman ini di rancang dan di organisasikan sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh murid sesuai dengan tujuan.
c)      Metode dalam proses belajar mengajar yaitu cara murid memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
d)     Evaluasi yaitu cara untuk mengetahui apakah sasaran yang ingin di tuju dapat tercapai atau tidak.

E.     Landasan Pengembangan/menelaah Kurikulum
Pada umumnya dalam mengembangkan kurikulum kita dapat berpegang pada asas-asas berikut:
a)      Asas filosofis
Landasan filosifis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup, orang, masyarakat, dan bangsa. Dalam kaitannya dengan pendidikan filsafat memberikan arah pendidikan seperti hakikat pendidikan, tujuannya, dan bagaiman cara mencapai tujuan. Oleh karena itu, wajar apabila kurikulum senantiasa bertalian erat dengan filsafat pendidikan, karen afilsafat mementukan tujuan yang hendak dicapai dengan alat yang di sebut kurikulum.

b)      Asas psikologis
Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia. Landasan psikologis berkaitan dengan cara peserta didik belajar, dan faktor apa yang dapat menghambat kemaun belajar mereka selain itu psikologis memberikan landasan berpikir tentang hakikai proses belajar mengajar dan tingkat-ingkat perkembangan peserta didik. Kurikulum pada dasarnya disusun agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang dengan baik ini berarti bahwa kurikulum dan pengajaran yang dilaksanakan dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai peserta utama dalam proses belajar mengajar akan lebih meningkatkan keberhasilan kurikulum, daripada kurikulum yang mengabaikan faktor psiklogis peserta didik.

c)      Asas sosiologis
Asas ini berkenaan dengan penyampaian kebudayaan, proses sosialisasi individu dan rekontruksi masyrakat, Landasan sosial budaya ternyata bukan hanya semata-mata digunaka dalam mengembangkan kurikulum pada tingkat nasional, melainkan juga bagi guru dalam pembinaan kurikulum tingakat sekolah atau bahkan tingkat pengajaran.

d)     Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan organisasi kurikulum. Dilihat dari organisasinya ada tiga tipe bentuk kurikulum:
ü  Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah (separated subject curriculum)
ü  Kurikulum yang berisi sejumlah mata pelajaran yang sejenis di hubung-hubungkan (Correlated curriculum)
ü  Kurikulum yang terdiri dari peleburan semua/hampir semua mata pelajaran(integrated curriculum)

F.     Prinsip yang Dianut dalam Pengembangan Kurikulum
Prinsip-prinsip dasar yang dapat dipergunakan dalam pengembangan kurikulum, diantaranya:
a)      Prinsip Relevansi, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
b)      Prinsip Efektifitas, berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
c)      Prinsip Efisiensi, berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
d)     Prinsip Kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan.
e)      Prinsip Fleksibilitas, di samping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan.
f)       Prinsip Integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.
Agar tugas guru sebagai pelaksana utama operasional pembelajaran mata pelajaran di kelas dapat terlaksana dengan baik maka penguasaan kurikulum bagi seorang guru merupakan hal yang mutlak. Selain itu, seorang guru hendaklah mengkaji/menelaah kurikulum mata pelajaran apa yang menjadi tanggung jawabnya. Dengan menelaah kurikulum seorang guru akan memperoleh gambaran berkaitan dengan mata pelajaran yang akan disajikan sehingga diharapkan akan mampu mengembangkan kurikulum, menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mampu mengevaluasi. Pada akhirnya tujuan/kompetensi yang digariskan akan tercapai sesuai dengan harapan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Telaah Kurikulum Mata Matematika Sekolah Dasar Kelas VI
Sejalan dengan perkembangan zaman dan dalam rangka mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan mutu pendidikan nasional maka Departemen Pendidikan Nasional merespon dengan menyempurnakan kurikulum secara berkelanjutan, yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diberlakukan sejak tahun 2006. Kurikulum ini merupakan refleksi pemikiran terhadap kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagai salah satu wujud reformasi pendidikan. Selain materi pembelajaran telah disederhanakan, dalam kurikulum KTSP standar isi hanya di sediakan standar minimal sementara pengembangan diserahkan pada sekolah yang bersangkutan disesuaikan dengan karakteristik sekolah tersebut. Untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan hasil yang baik, penilaian di lakukan bedasarkan pencapaian setiap indikator, mulai dari saat kegiatan belajar berlangsung sampai dengan akhir pembelajarn dan penilaian lebih ditekankan pada penilaian yang bersifat individual.
Dengan kata lain, setiap sekolah berkewenangan untuk mengembangkan sendiri kurikulum pendidikannya dengan mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran, serta perangkat acuan standar nasional lainnya. Sekolah bebas untuk memilih dan mengembangkan sendiri model kurikulum yang diperlukannya, termasuk untuk mata pelajaran Matematika.
Hal itu dilakukan dengan memperhatikan hasil analisis yang mendalam terhadap keadaan dan kebutuhan peserta didik masa sekarang dan akan datang. Dengan kurikulum KTSP, diharapkan dapat membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan secara mandiri, cerdas , kritis, rasional, dan kreatif.
Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi) saling berbagi pengalaman, saling belajar untuk meningkatkan intelektual, kesusastraan sebagai salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Kurikulum mata pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas VI adalah program untuk mengembangkan pengetahuan berhitung, mempelajari bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data.
Jadi, Kurikulum Matematika meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

B.     Fungsi dan Tujuan Kurikulum Matematika Sekolah Dasar Kelas VI
1.      Fungsi kurikulum Matematika adalah sebagai sarana
ü  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berhitung;
ü  Meningkatkan ilmu pengetahuan berfikir kritis, sistematis, dan logis;
ü  Meningkatkan cara memahami konsep matematika;
ü  Pembinaan dalam memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
2.      Tujuan umum pembelajaran matematika adalah agar siswa
ü  Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
ü  Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
ü  Menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
ü  Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
ü  Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.  (Depdikbud, 1996)
Untuk mencapai tujuan yang dimaksud maka harus diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada sekolah dasar kelas VI.

C.    Kompetensi Umum
Kompentensi di sini maksudnya adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kurikulum mata pelajaran matematika mencakup tujuh aspek, yaitu:
a)      Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
b)      Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah.
c)      Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga
d)     Mengumpulkan dan mengelola.
e)      Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah.
f)       Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan masalah.
g)      Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data.

D.    Hasil Belajar
Hasil belajar ini memuat gambaran materi yang disajikan pada tiap-tiap aspek dalam bahasa Matematika yang mendukung tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan. Secara garis besar sebagai berikut:
a)      Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah; Menggunakan sifat, FPB dan KPK, akar pangkat tiga, menyelesaikan masalah, dan seterusnya.
b)      Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah; mengenal satuan, menyelasaikan masalah, dan seterusnya.
c)      Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga; luas, volume dan seterusnya.
d)     Mengumpulkan dan mengelola; mengumpulkan, membaca data, mengolah, menyajikan,  menafsirkan, dan seterusnya.
e)      Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah; pecahan, bentuk desimal, bilangan, kuantitas, perbandingan, skala, dan seterusnya.
f)       Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan masalah; denah, koordinat, titik, dan seterusnya.
g)      Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data; tabel, diagram, rata-rata, modus, mengurutkan data, menafsirkan, dan seterusnya.

E.     Pendekatan dan Pengorganisasian Materi
Untuk menentukan pendekatan apa yang dipakai, serta pengorganisasian materi pembelajaran Matematika SD kelas VI maka banyak hal yang harus dicermati, antara lain;
a)      Fungsi utama matematika adalah memudahkan dalam berhitung secara sistematis;
b)      Kecendrungan siswa SD;
c)      Perkembangan matematika siswa SD;
d)     Posisi matematika sebagai pelajaran yang memecahkan masalah secara sistematis.
Dengan demikian pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Matematika adalah memadukan berbagai pendekatan, misalnya:
a)      Pendekatan kontekstual; Pendekatan pembelajaran kontekstual(contextual teaching and learning / CTL) merupakan konsep pembelajaran yang mengaitkan bahan pelajaran dengan lingkungan atau situasi nyata siswa sehingga pembelajaran tersebut sungguh-sungguh dapat dipahami oleh siswa.
b)      Pendekatan berbasis masalah; Pendekatan pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning / PBL) merupakan konsep pembelajaran yang proses belajarnya dimulai dengan menyajikan masalah yang sesuai dengan situasi / perkembangan cara berfikir siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih nyata dan berkesan. Perlunya penerapan pendekatan pembelajaran ini dilatarbelakangi oleh realita bahwa seseorang umumnya berpikir dalam konteks memecahkan masalah. Masalah itu sendiri adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang ada. Seseorang juga akan lebih berminat mengerjakan sesuatu kalau situasi sesuatu itu tidak seperti yang diharapknnya atau berada dalam lingkup masalah yang dihadapinya.
c)      Pendekatan kooperatif; Pendekatan pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang memanfaatkan kerjasama kelompok untuk menyelesaikan masalah. Selama ini, guru secara tidak sadar telah “merusak” kepekaan hati atau empati para siswa. Guru sering “melarang” seorang siswa bertanya kepada siswa lain pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan dalih tidak boleh menjiplak atau mencontoh jawaban teman. Akibatnya, sikap egois semakin berakar dalam hati setiap siswa.

F.     Rambu-Rambu
Rambu-rambu merupakan penjelasan dan pedoman bagi pelaksanaan kurikulum, untuk mengembangkan, menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Dalam kurikulum matematika  SD terdapat tiga butir rambu-rambu, yang intinya dapat dikemukakan sebagai berikut:
a)      Hakikat belajar matematika adalah belajar secara sistematis dalam berhitung. Oleh karena itu, pembelajaran harus diarahkan utuk meningkatkan kemampuan berhitung dan menjadikan peserta didik bersikap logis, kreatif, kritis, cermat, dan disiplin. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta memperluas wawasan dan mempertajam kepekaan perasaan.
b)      Kemampuan dasar hasil belajar untuk pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tercantum dalam KTSP merupakan pencapaian hasil belajar minimal yang harus dikuasai oleh siswa sedangkan pengembangan dan indikator diserahkan pada guru matapelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik sekolah dan keadaan siswa sebagai warga belajar. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
c)      Kompetensi dasar matematika SD mencakup aspek menghitung, mendengarkan, memahami, menentukan, berfikir, dan menulis. Aspek-aspek ini harus dikembangkan secara seimbang agar tujuan kurikulum tercapai.

G.    Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Matematika Sekolah Dasar Kelas VI
Berikut ini disajikan contoh standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Matematika SD kelas VI.

Mata pelajaran : Matematika
Jenjang : Sekolah Dasar
Kelas/semester : VI/I dan II 

STANDAR KOMPETENSI
1.      Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
2.      Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah.
3.      Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga.
4.      Mengumpulkan dan mengelola.
5.      Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah.
6.      Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan masalah.
7.      Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data.
KOMPETENSI DASAR
1.1  Menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK.
1.2  Menentukan akar pangkat tiga suatu bilangan kubik.
1.3  Menyelesaikan masalah yang melibatkan operasi hitung termasuk penggunaan akar dan pangkat.
2.1  Mengenal satuan debit.
2.2  Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit.
3.1  Menghitung luas segi banyak yang merupakan gabungan dari dua bangun datar sederhana.
3.2  Menghitung luas lingkaran.
3.3  Menghitung volume prisma segittiga dan tabung lingkaran.
4.1  Mengumpulkan dan membaca data.
4.2  Mengolah dan menyajikan data dalam bentuk tabel.
4.3  Menafsirkan sajian data.
5.1  Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan.
5.2  Mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal.
5.3  Menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan atau kuantitas tertentu.
5.4  Melakukan operasi hitung yang melibatkan berbagai bentuk pecahan.
5.5  Memecahkan masalah dalam bentuk perbandingan.
6.1  Membuat denah letak rumah.
6.2  Mengenal koordinat posisi suatu benda.
6.3  Menentukan posisi titik dalam sistem koordinat karteius.
7.1  Menyajikan data kebentuk tabel dan diagram gambar, batang dan lingkaran.
7.2  Menentukan rata-rata hitung dan modus sekumpulan data.
7.3  Mengurutkan data termasuk menentuka nilai tertinggi dan terendah.
7.4  Menafsirkan hasil pengolahan data.

H.    Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar Kelas VI
Berdasarkan pembahasan tentang telaah kurikulum mata pelajaran matematika sekolah dasar, selanjutnya pengembangan kurikulum matematika sekolah dasar kelas VI khususnya lebih ditekankan pada bagaimana mengembangkan silabus pembelajaran.
Silabus adalah seperangkat rencana tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Oleh karena itu, silabus harus dikembangkan secara sistematis dan berisi komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetansi dasar. Berikut ini komponen silabus yang digunakan dalam mengelola pembelajaran, diantaranya
a)      Identitas,
b)      Standar kompetensi,
c)      Kompetensi dasar,
d)     KKM,
e)      Indikator pencapaian,
f)       Materi pokok.

I.       Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik atau terpadu merupakan strategi pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik disarankan dilaksanakan di kelas rendah (1 dan 2 ), hal ini mencermati kecenderungan siswa yang memandang sesuatu sebagai satu kesatuan (holistik). Dengan strategi ini, diharapkan pembelajaran lebih bermakna. Namun demikian, pembelajaran terpadu ini juga diharapakan dilaksanakan di kelas tinggi (3--6) dalam waktu-waktu tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran tematik/terpadu;
a)      Menyajikan konsep dari beberapa pelajaran dalam satu konsep pembelajaran, dengan maksud agar pembelajaran tersebut lebih bermakna, jadi tidak di paksakan;
b)      Bersifat fleksibel;
c)      Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa;
d)     Memberikan pengalaman langsung kepada siswa;
e)      Terpusat pada siswa.


BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari tugas kami ini diantaranya adalah:
1.      Mengembangkan kurikulum yang konsisten secara konseptual dari hulu ke hilir, memang tidak mudah. Lebih tidak mudah lagi mengimplementasikannya. Apalagi jika penerapan kurikulum baru itu tidak disertai dengan penyiapan lapangan yang baik. Perubahan kurikulum bukan sekedar pergantian dokumen. Melainkan berimplikasi luas terhadap perubahan paradigma, kebiasaan, dan kemampuan lama menuju yang baru.
2.      Kurikulum mata pelajaran matematika ini mencakup tujuh aspek, yaitu:
a)      Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.
b)      Menggunakan pengukuran volume per waktu dalam pemecahan masalah.
c)      Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga
d)     Mengumpulkan dan mengelola.
e)      Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah.
f)       Menggunakan sistem koordinat dalam pemecahan masalah.
g)      Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan data.
3.      Fungsi kurikulum matematika adalah sebagai sarana
ü  Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berhitung;
ü  Meningkatkan ilmu pengetahuan berfikir kritis, sistematis, dan logis;
ü  Meningkatkan cara memahami konsep matematika;
ü  Pembinaan dalam memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4.      Tujuan umum pembelajaran matematika adalah;
ü  Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
ü  Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif.
ü  Menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
ü  Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.
ü  Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar