RSS

MAKALAH PGSD IPS, Keterampilan Dasar Dalam Ilmu-Ilmu Sosial



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Dalam abad informasi seperti ini baik orang, lembaga bahkan Negara yang memiliki dan memanfaatkan informasi akan lebih mampu mengadapi permasalahan dibanding pihak yang kurang memiliki atau tidak dapat memanfaatkan informasi.
Untuk mendapatkan informasi yang cukup lengkap diperlukan keterampilan tertentu dalam menyusun, memilih dan menggunakan pertanyaan. Untuk itu dalam makalah ini kami akan menjelaskan tetang bagaimana mengenali dan melatih menggunakan keterampilan bertanya. Selanjutnya kami juga mengajak anda untuk berkenalan dan berlatih dalam hal keterampilan memperoleh, menganalisis, menyajikan dan memanfaatkan informasi.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1.     Bagaimana mengenali dan melatih menggunakan keterampilan bertanya.
2.     Bagaimana mengetahui keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data.
3.    Bagaimana mengetahui keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi.

C.Tujuan Penulisan Makalah
Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.  Untuk mengetahui cara mengenali dan melatih menggunakan keterampilan bertanya.
2.  Untuk mengetahui keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data.
3.  Untuk mengetahui keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi.


D. Manfaat Penulisan Makalah
Ada pun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa dapat mengenali dan melatih menggunakan keterampilan bertanya.
2.  Agar mahasiswa dapat mengetahui keterampilan bertanya untuk mengumpulkan data.
3.  Agar mahasiswa dapat mengetahui keterampilan memperoleh dan menganalisis informasi.

 

BAB II
KAJIAN PUSAKA

Keterampilan Dasar Dalam Ilmu-Ilmu Sosial
1. Keterampilan Bertanya
A. Pengertian Keterampilan Bertanya.
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik. Ada hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu :
1. Pausing
Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk :
a.    Memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban
b.    Untuk memperoleh jawaban yang komplit
c.     Memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan
d.    Agar banyak murid yang menjawab.
2.  Prompting
Guru mengajukan pertanyaan sulit sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan prompt mendorong. Caranya ialah :
a.    Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab
b.    Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain
3.  Probing
Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid lain untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna.
Dalam berbagai kegiatan sehari-hari orang biasa bertanya. Kegiatan tanya jawab ini terjadi di rumah, di pasar, di perjalanan, di kantor, di sekolah, dan dimanapun selalu terjadi kegiatan tanya jawab. Dalam kegiatan sehari-hari pertanyaan ditujukan untuk memperoleh informasi yang belum diketahuai oleh si penanya. Misalnya seseorang menanyakan jam berapa sekarang. Pertanyaan ini diajuakan karena si penanya belum mengetahui dan ingin mengetahui jam berapa saat ini. Demikian juga jika seseorang dalam perjalanan menanyakan rumah makan terdekat. Tujuan pertanyaannya adalah untuk memperoleh informasi yang tepat mengenai lokasi atau arah kemana harus menuju rumah makan yang belum diketahuinya.
B.    Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai agar seorang guru dapat mengajukan pertanyaan dengan menggunakan keterampilan bertanya secara tepat.  Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa antara lain: membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan; memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep; mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar; mengembangkan cara belajar siswa aktif; memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi; memperbaiki salah pengertian dan salah pemahaman konsep oleh  siswa; mendorong  siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi; menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
C.     Komponen Komponen Bertanya Lanjut
Keterampilan bertanya lebih lanjut dibentuk di atas landasan penguasaan komponen-komponen bertanya dasar. Karena itu semua komponen bertanya dasar yaitu pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan, pemindahan giliran, penyabaran, pemberian waktu berfikir dan pemberian tuntutan masih digunakan dalam penerapan keterampilan bertanya lanjut meskipun tidak dibahas lagi disini. Adapun komponen-komponen bertanya lanjut itu adalah:
1.   Pengubahan tuntutan tingkat kognitif tingkat tinggi dalam     menjawab pertanyaan.
Pada umumnya yang dikemukakan guru dapat mengundang proses mental yang berbeda-beda. Ada yang menuntut proses berpikir rendah, dan ada juga pertanyaan yang menuntut poses berpikir tinggi. Oleh sebab itu guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya dapat berusaha mengubah tuntutan tingkat kognitif  dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang sekedar mengingat fakta-fakta yang telah dipelajari siswa, ke berbagai tingkat kognitif seperti dalam taksonomi tujuan pengajaran dari Bloom yaitu tingkat kognitif yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan, sintesis, dan evaluasi. Selain menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan memperhatikan taksonomi Bloom tersebut, guru dapat pula menyusun dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak untuk memenuhi maksud pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan.
2.    Pengaturan Urutan Pertanyaan
Guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari mulai tingkat kognitif rendah ketingkat kognitif tinggi. Contonya, guru memulai dengan mengajukan pertanyaan pemahaman setelah itu pertanyaaan penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Sebaliknya jangan bolak-balik tidak menentu, misalnya guru sudah sampai pada pertanyaan analisis lalu kembali pada pertanyaan penerapan atau pemahaman dan setelah itu kembali ke pertanyaan analisis. Perpindahan secara tidak menentu, bolak-balik, maju mundur seperti itu hanya akan membingungka siswa dan karenanya partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran akan menurun. Untuk itu guru hendaknya jangan cepat-cepat pindah dari pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud melacaki atau membangun tingkat kognitif tertentu, tetapi sebaiknya siswa dapat diberi kesempatan untuk bekerja beberapa waktu lamanya pada satu tingkat tertentu saja dulu, sampai mantap, baru pindah ke tingkat kognitif berikutnya.
3.    Penggunaan Pertanyaan Melacak
        Jika jawaban yang diberikan siswa dinilai oleh guru benar, tetapi masih dapat ditingkatkan menjadi lebih sempurna, maka guru dapat mengajukan pertanyaan-partanyaan pelacak kepada siswa. Ada beberapa tehnik pertanyaan melacak yang dapat digunakan guru, yaitu klarifikasi, memberikan alasan, meminta kesepakatan, meminta ketepatan jawaban,
4.   Peningkatan Terjadinya Interaksi.
Agar peserta didik lebih terlihat secara keseluruhan, jawaban yang mungkin belum sempurna diberikan oleh salah seorang siswa tidak harus langsung kita jawab, namun kita lontarkan kembali ke semua orang agar memberikan komentar atau jawaban. Kalau bisa hindari menjadi tenaga pendidik otoriter yang hanya mau menang sendiri dalam berpendapat tanpa melibatkan peserta didik. Apalagi untuk konteks peserta didik sudah mampu berpikir mandiri. Yang kita perlukan hanya kisi-kisi atau poin-poin pokok saja.
5.   Variasi Taksonomi
Untuk variasi mengklarifikasikan jenis pertanyaan dan tujuan khusus cara berpikir siswa dalam hubungannya dengan pertanyaan guru, digunakan konsep antara lain:
a. Pertanyaan Ingatan
Pertanyaan menuntut ingatan adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk mengingat kembali informasi yang telah diterima sebelumnya. Mengingat tidak hanya terhadap pengetahuan tentang fakta, tetapi juga mengingat akan konsep yang luas, generalisasi yang telah didiskusikan, definisi, metode dalam mendekati masalah, kriteria dalam evaluasi dan lain sebagainya. Pertanyaan tersebut meminta siswa untuk mengemukakan pengetahuan sebelumnya.
Contoh :siapa pahlawan dari daerah Maluku?
b.     Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman akan menuntut kemampuan siswa untuk membuktikan bahwa mereka telah memiliki pengertian yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-materi yang telah diketahui secara mental. Siswa harus memilih fakta-fakta yang cocok untuk menjawab pertanyaan. Siswa harus berpikir lebih dari sekedar mengingat kembali informasi-informasi supaya ia dapat menjawab pertanyaan pamahaman. Siswa harus benar-benar telah menyerap informasi dan mengerti materi yang diberikan oleh guru, sehingga ia mampu misalnya antara lain menggambarkan maknanya, menyatakan topik inti, dan membandingkan.
Contoh : mengapa Anda memerlukan udar setia hari,Terangkan apa yang terjadi dari percobaab yang kita lakukan tadi (mengapa nyala api menjadi padam pada lilin yang ditutup gelas?
c.    Pertanyaan Penerapan
Jika siswa hanya dapat mengingat informasi atau menjelaskan dan menginterpretasikan hal-hal yang mereka ingat itu belumlah memadahi. Siswa juga harus mampu menerapkan informasi. Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan yang meminta siswa menerapkan informasi-informasi yang telah mereka terima untuk dapat memecahkan suatu masalah. Pertanyaan penerapan menghendaki siswa untuk menerapkan pengetahuan yang berupa aturan, generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan menemukan satu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Siswa diminta untuk menerapkan suatu pemahaman akan informasi untuk diterapkan pada situasi baru dimulai dengan yang mirip hingga yang kondisinya berbeda dengan yang digambarkan sebelumnya atau yang sudah dipahami siswa.
Contoh : jika X = 4 dan Y = 8; berapa 2X + 4Y dari conoh-contoh kejadian berikut mana yang menggunakan hukum Newton.
d.   Pertanyaan Analisis
Pertanyaan analisis menghendaki siswa untuk berfikir secara kritis dan mendalam. Pertanyaan-pertanyaan analisis meminta siswa untuk:



D.  Keterampilan Bertanya Untuk Mengumpulkan Data
Keterampilan bertanya sangat diperlukan dalam mengumpulkan data antara lain dalam melakukan wawancara dan menyusun angket. Wawancara merupakan bagian dari tehnik pengumpulan data antara lain untuk menggali informasi seperti dilakukan oleh pewawancara seperti wartawan, penyiar televisi atau radio, dan lain sebagainya. Wawancara dan angket pada umumnya dipakai untuk kepentingan penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial. Berikut ini Anda akan diajak untuk memahami tehnik pengumpulan data dengan wawncara dan angket.
a. Wawancara
Wawancara atau (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data kepada responden/orang yang diwawancarai). Jawaban-jawaban dari responden dicatat atau direkam dengan alat perekam(tape recorder). Tehnik wawancara dapat digunakan pada responden yang buta huruf atau tidak terbiasa membaca dan menulis, misalnya anak-anak. Wawancara juga dapat dilakukan menggunakan fasilitas telepon atau menggunakan wawancara jarak jauh melalui siaran televisi seperti dilakukan Bapak Presiden.
Keuntungan wawancara, Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa atau terbiasa membaca dan menulis.Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskannya        
b. Mengumpulkan data menggunakan Angket
 Angket adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis. Untuk dapat menggunakan tehnik ini para respondennya harus dari kalangan yang bisa menjawab pertanyaan secara tertulis atau dengan kata lain harus orang atau masyarakat terpelajar karena harus mampu membaca dan menulis jawabannya.
 Kelebihan tehnik angket adalah, Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim melalui pos,      Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah, Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan waktunya
Kekurangan Tehnik Angket    Jika angket dikirimkan melalui pos, maka persentase yang dikembalikan relatif rendah.Angket tidak dapat digunakan untuk responden yang tidak terbiasa membaca dan menulis. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.
c. Studi Dokomentasi
Studi dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat beraneka jenis dokumen baik dokumen resmi maupun yang tidak resmi. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen primer dan skunder. Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa. Misalnya antara lain ortobiografi, yaitu kejadian-kejadian yang menimpa diri seseorang dituliskan oleh orang yang mengalaminya. Sedangkan dokumen sekunder ialah jika suatu peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang yang menerima informasi tersebut. Sipenulis tidak mengalami peristiwa atau pengalaman yang terjadi yang dituliskannya itu. Contoh dokumen sekunder antara lain adalah biografi, yaitu pengalaman atau kejadian yang menimpa seseorang dituliskan oleh orang lain. Dokumen ini dituliskan tidak untuk tujuan penelitian tetapi dituliskan untuk kepentingan sebenarnya yamg terjadi di suatu tempat, lembaga atau perorangan. Keadaan ini memrlukan perhatian peneliti untuk menjaga keutuhan dan keamanan dokumen tersebut. Dokumen dapat berupa surat pribadi, buku harian, laporan, berita di koran, majalah, televise, notulen rapat, dan lain sebagainya.
E.  Pentingnya Keterampilan Bertanya
a. Telah berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan siswa siswi menjadi penerima informasi yang pasif
 b.Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut para siswa siswi lebih banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya, berusaha menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.
c. Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa siswi
F. Dasar-Dasar Pertanyaan Yang Baik
a.Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
b.Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
d.Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
e.Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
f.Berikanlah respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya
g. jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
G.   Jenis-Jenis Pertanyaan
a. Jenis pertanyaan menurut maksudnya
1. Pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa
2. Pertanyaan retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki  jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
3.  Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
4. Pertanyaan menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban.
b. Jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi
1. Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.
2.Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
3. Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
4. Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan suatu konsep tertentu.
5. Pertanyaan sintesis, pertanyaan  ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi pembelajaran
6. Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.
H.   Tujuan Keterampilan Bertanya
a. Merangsang kemampuan berpikir
b.  Membantu siswa dalam belajar
c. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
d. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
e. Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat mengikuti sepenuhnya pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain (bahan baru)
f. Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada mereka
g.  Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya (pengertian mereka)
h. Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah diketahui/dimengerti oleh murid-muridnya.

I.  Komponen-Komponen Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua kegiatan -kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan
a.     Keterampilan Bertanya Dasar
b.    Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :
1).   Jelas dan singkat
Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan siswa
2).   Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.
3).   Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.
4).   Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi siswa ketiga dan seterusnya.
5).   Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.
6).  Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk menjawabnya.
7).   Pemberian tuntunan           
Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut :
a) Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
b)  Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.
c) Mengulangi penjelasan/informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan.
J. Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
a.  Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.  Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
c. Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat. Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :
1).  Klarifikasi
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar peserta didik tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain.
2).  Meminta peserta didik memberikan alasan
Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya.
3).  Meminta kesepakatan jawaban
Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama tentang jawaban yang telah diajukan.
4).  Meminta ketepatan jawaban
Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat.
5).  Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan.
6).  Meminta contoh
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang diajukannya.
7).  Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas.
8).   Mendorong terjadinya interaksi
Untuk mendorong terjadinya interaksi,
K.  Teknik-teknik bertanya
1. Tunjukan keantusiasan dan kehangatan
Keantusiasan dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, wajah yang hangat tidak terkesan tegang.
2.  Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir
Dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk menemukan jawaban yang tepat.
3. Atur lalu lintas bertanya jawab
Sering terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya, secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban.
4.  Hindari pertanyaan ganda
Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.



2. Keterampilan Memperoleh, Menganalisis, Menyajikan Dan Memanfaatkkan Informasi
A.  Keterampilan Menganalisis Informasi
Dalam kegiatan penelitian sosial seorang peneliti sebelum menarik kesimpulan atas data atau informasi yang diperoleh, langkah yang tidak kalah pentingnya adalah menganalisa atau menafsirkan data-data yang telah terkumpul.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu penelitian adalah :
1.  Untuk mengidentifikasi motif, alasan atau sebab dari suatu kejadian,
2. Mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut,
3. Menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Untuk menganalisis data atau informasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang peneliti social, yaitu:
1.  Penganalisis data atau informasi hendaklah memiliki ilmu yang memadai sebagai peneliti, terutama dalam kaitannya dengan analisis data hasil penelitian,
2.  Alat (instrumen) untuk menganalisa data harus sesuai dengan tujuan dan teori penelitian, dalam hal ini metode penelitian.
3.data dilakukan berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara objektif dan factual,
4. Sebelum analisa data dilakukan perlu adanya pemilahan data-informasi berdasarkan permasalahan penelitian yang sedang dilakukan.
empat hal tersebut di atas hendaklah benar-benar diperhatikan oleh seorang peneliti sosial agar hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi yang berharga bagi pengembangan ilmu selanjutnya, atau sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kebijakan atau membuat rencana untuk masa yang akan datang.
B.     Keterampilan Menyajikan Informasi
Sekumpulan data dan informasi yang diperolehperlu diolah, dianalisis kemudian ditarik suatu kesimpulan. Data yang diperoleh akan bermanfaat bagi pihak lain, apabila disajikan dengan sistematis sehingga mudah diterima dan dicerna oleh orang lain. Selengkap apapun informasi yang telah terkumpul dan diolah dengan baik, apabila dalam penyajiannya kurang sistematis dan menarik perhatian orang lain, maka data atau informasi tersebut kurang berarti dan bermakna dan akan sulit untuk dipahami oleh pemerhati.
Dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, guru hendaknya dapat menjadi penyaji yang baik dan menarik, agar siswa memilki minat dan perhatian yang tinggi serta antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam menyajikan materi pembelajaran adalah dengan menggunakan media dan alat pengajaran. Apabila materi pembelajaran berupa data dan angka, maka guru lebih baik menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar. Dengan cara seperti ini akan membantu siswa untuk mempermudah memahami materi pembelajaran.
C.     Keterampilan Memanfaatkan Informasi
Dalam suatu kegiatan penelitian sosial terdapat beberapa langkah kegiatan yang ditempuh mulai dari mengumpulkan data atau memperoleh informasi, mengolah data, menganalisa data, dan menarik kesimpulan.
Sebagai seorang guru sebenarnya setiap hari mengadakan penelitian dengan siswa walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana. Pada saat mengajar pada dasarnya guru menyampaikan informasi yang telah dimilikinya, baik diperoleh dari buku sumber, media massa, maupun dari hasil laporan penelitian. Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang, baru dianggap bermanfaat bila ia dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi-informasi dalam pekerjaanya sehari-hari. Misal seorang pengacara ia harus jeli menerima informasi dari berbagai pihak yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk membela klien nya. Begitu pula halnya dengan guru, tidak terlepas dari kegiatan memanfaatkan informasi dalam proses pembelajaran dikelas. Sebelum ia masuk kedalam kelas untuk memberikan pelajaran, terlebih dahulu guru tersebut harus membawa sejumlah informasi yang telah dimilikinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar siswa didalam kelas.
Data atau informasi yang diperoleh dapat pula dimanfaatkan sebagai dasar-dasar perencanaan dimasa yang akan datang, misalnya saja data mengenai jumlah penduduk pada usia Sekolah Dasar  (7-12 tahun) dapat dimanfaatkan untuk merencanakan jumlah lokal sekolah, jumlah guru yang diperkirakan disuatu daerah atau negara. Disamping itu data penduduk pada usia angkatan kerja dapat dijadikan dasar untuk merencanakan lapangan kerja yang harus disediakan oleh pemerintah untuk menampung angkatan kerja tersebut.
Dalam memanfaatkan informasi untuk merencanakan pembangunan dimasa datang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang data atau informasi yang diperoleh antara lain sebagai berikut:
a. Informasi hendaklah benar-benar diperoleh dari sumber yang terpercaya,
b. Pengolahan dan analisa data menggunakan teori-teori yang akurat supaya dapat menarik kesimpulan yang lebih objektif,
c. Informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian sehingga hasil penelitiannya lebih akurat dan dapat dipercaya.
Selengkap apapun informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian, apabila tidak dapat memanfaatkannya, maka hasil penelitian itu kurang atau tidak dapat memberikan kontribusi positif kepada pihak lain, terutama dalam pembangunan dibidang pendidikan nasional.
3.  Keterampilan Meyunsun Dan Menguji Generalisasi 
A. Keterampilan Menyusun Generalisasi
Samlawi mengemukakan beberapa ketentuan tentang generalisasi sebagai berikut:
1.   Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan makna
2.   Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep
3.   Generalisasi mengemukakan sejumlah besar informasi
4.    Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian
5.     Generalisasi yang kita jumpai hari ini mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti baru pula        
Dari pernyataan diatas banyak unsur-unsur yang perlu kita pahami dan miliki apabila akan menyusun suatu generalisasi, ada beberapa contoh generalisasi seperti:
1.   Toko serba ada menjual segala jenis makanan yang dibutuhkan oleh konsumennya
2.    Sumber daya alam yang tidak bermanfaat, tidak memiliki makna bagi kehidupan manusia
3. Tiap masyarakat memiliki peraturan-peraturan yang tertulis ataupun yang tidak tertulis, yang dapat memberikan pengawasan sosial terhadap tindakan dan tingkah laku para anggotanya.
Sumaatmaja mengemukakan: “Penyusunan dan pengembangan suatu generalisasi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Kemampuan ini memerlukan latihan, kemampuan menggunakan bahasa dan kemampuan membina konsep”.Ketekunan melatih diri, ketekunan memberikan latihan dasar yang dapat membina kemampuan mengembangkan generalisasi.
Untuk menyusun generalisasi diperlukan logika berfikir yang bersifat universal dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.Oleh karena itu, guru IPS maupun anak didiknya harus memiliki kemampuan untuk berfikir logis.Hal itu menuntut keterampilan fisik biologis maupun keterampilan mental psikologis. Untuk menyusun suatu generalisasi perlu memperhatikan hal-hal berikut ini seperti:
1.      Sikap berhati-hati dalam menyusun generalisasi
2.      Didukung oleh data yang akurat dan representatif
3.      Penyusunan dilakukan dengan objektif
4.      Jangan tergesa-gesa dalam membuat generalisasi
5.      Data perlu dianalisis kembali agar tidak terjadi kekeliruan dalam mengambil kesimpulan
B.    Keterampilan Menguji Generalisasi
Setiap generalisasi yang telah disusun dan di kembangkan masih perlu diuji kebenarannya dan keabsahannya. Seperti contoh generalisasi berikut ini “Setiap laki- laki yang berasal dari daerah A, senang berpoligami (beristri lebih dari satu)”. Mungkin untuk sebagian kecil laki-laki daerah A, beristri lebih dari satu itu benar, karena masih banyak laki-laki di daerah A, tidak beristri lebih dari satu (berpoligami).Maka sudah jelas generalisasi seperti itu di anggap keliru, dan perlu ditinjau kembali kebenarannya. Hal ini menjaga agar masyarakat daerah A tidak merasa terganggu atas generalisasi itu.
Ada beberapa karakteristik yang perlu dipahami sebelum menguji generalisasi, yaitu :
1.     Generalisasi harus merupakan kalimat yang lengkap ; dimaksudkan bahwa kalimat yang menyatakan sebuah generalisasi terdiri dari pokok kalimat (subjek), predikat dan objek, sehingga kalimat tersebut memiliki makna yang luas dan rasional.
2.    Generalisasi merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif yang berlaku sebagai suatu prinsip atau ketentuan pada konteks IPS, maksudnya bahwa kalimat pembentuk generalisasi itu mendeklarasikan suatu kesimpulan yang dibuat berdasarkan fakta yang ada sehingga menjadi sebuah prinsip yang perlu diterapkan dalam pengajaran IPS.
3.  Generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep yang membentuknya. Contoh : “ anak yang rajin belajar akan menjadi pandai” dalam kalimat tersebut terdapat empat buah konsep yaitu “anak”, “rajin”, ‘’belajar”, dan “pandai”. Keempat konsep tersebut saling berkaitan sehingga menjadi suatu makna, dan menjadi suatu prinsip dalam kegiatan belajar, apabila seseorang rajin belajar akan menjadi pandai. Kenyataan itu memang banyak terbukti dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ungkapan yang menyatakan “rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”.
4.  Konsep yang membentuk generalisasi itu memiliki fakta yang cukup representatif di lapangan, maksudnya bahwa suatu generalisasi harus didukung oleh konsep,dan konsep-konsep yang saling berkaitan itu harua terbukti dengan fakta-fakta yang ada di lapangan. Generalisasi tidak akan terbentuk apabila tidak ada hubungan dari beberapa konsep, dan konsep tidak akan bermakna apabila tidak dibuktikan dengan fakta-fakta.
5.   Kalimat yang membentuk generalisasi memiliki makna yang universal maksudnya bahwa kalimat generalisasi merupakan kesimpulan umum yang berlaku bagi semua kondisi dan situasi dan tidak terbatas oleh waktu.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Keterampilan sosial merupakan sebuah alat yang terdiri dari kemampuan berinteraksi, berkomunikasi secara verbal maupun nonverbal. Keterampilan sosial merupakan dasar seseorang untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Keterampilan sosial membawa orang untuk lebih berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalah yang dihadapi.
Beberapa keterampilan sosial yang perlu dimiliki oleh anak-anak IPS adalah keterampilan bertanya, keterampilan memperoleh informasi, keterampilan menganalisis informasi, keterampilan menyajikan informasi, keterampilan memanfaatkan informasi, keterampilan menyusun generalisasi dan keterampilan menguji generalisasi.

B.  Saran
Agar lebih dapat mengoptimalkan peran guru dalam proses pembelajaran, maka guru dituntut memiliki keterampilan dasar mengajar khususnya keterampilan menjelaskan. Sehingga pada pada akhirnya nanti proses belajar mengajar bisa menjadi lebih efektif dan efisien.
Keterampilan menjelaskan merupakan salah satu keterampilan yang harus dikembangkan untuk mengatasi rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran. Agar berhasil dalam penyelenggaraanya, perlu didukung oleh pandangan, kesanggupan dan kesediaan guru untuk melakukan perubahan-perubahan dalam pola dan model mengajar yang selama ini dipraktikkan dan dianggap sebagai suatu kerangka konseptual yang baku. Kemampuan untuk menerima sesuatu yang baru dan menerapkannya sebagai bagian dari konsep model yang dianutnya, merupakan indikator penting dari kompetensi profesionalitas guru.


 DAFTAR PUSAKA
Radieta.  Keterampilan Bertanya, [online], tersedia: (http:/www.google.com, diakses 25 September 2012).

Ramli, kamrianti. Bertanya, [online],tersedia: (http:/www.google.com, diakses 25 September 2012).

Kusnadi, (2011) Profesi dan Etika Keguruan, Pekan Baru : Yayasan Pustaka Riau.

Sapriya, Sadjarudin & Susilawati (2007). Konsep Dasar IPS. Bandung.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar