BAB I
A.Latar
Belakang Masalah
Interaksi merupakan suatu tindakan sosial yang
saling menguntungkan di dalam masyarakat, simbolik interaksi dimiliki dan
dilaksanakan untk menjelaskan hubungan dengan sesama melalui simbol-simbol
komunikasi dalam perbuatan, sebagai alat komunikasi, interaksi menawarkan
kesamaan pemaknaan di dalam simbol. Kita sering berkomunikasi melalui nyanyian
dan berteriak sebagai simbol komunikasi dengan sesama. Simbol interaksi
meliputi intrepatsi, penegasan makna dari setiap tindakan atau ucapan kata-kata
terhadap sesama.
B. Rumusan Masalah
- Memahami Individu dan masyarakat
- Menuliskan pengertian interaksi
- Memahami masyarakat manusia dan perannya
BAB
II
KAJIAN
PUSAKA
A.Pengertian Individu dan Masyarakat
1. Individu
Individu yaitu merupakan suatu unit terkecil pembentuk masyarakat.
Individu dalam ilmu sosial juga berarti bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi jadi bagian yang lebih kecil. Individu
yang bergabung dengan kelompok atau masyarakat akan memiliki karakteristik yang
sama dengan kelompok dimana ia bergabung.
2. Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan
sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah
society , sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara
yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling
bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi. Masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
B.
Struktur, Pranata dan Proses Sosial Budaya
1.
Struktur Sosial Budaya
Telah diuraikan bahwa masyarakat
merupakan suatu sistem sosial budaya, artinya terdiri dari sejumlah orang yang
berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu. Mereka saling pengaruh
mempengaruhi dengan mempergunakan norma yang sama untuk mencapai tujuan yang
sama pula. Sistem terdiri dari berbagai unsur, komponen atau perilaku yang
saling terkait satu sama lain sehingga membentuk satu kesatuan. Pola perilaku
dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai suatu sistem
disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya
menyusun membagi atau mendirikan. Contoh di sekolah terdapat struktur sebagai
berikut ada kepala sekolah, guru-guru, murid, pegawai administrasi, dan penjaga
sekolah. Semua orang yang ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling
berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan
dapat berfungsi dengan baik. Kalau salah satu unsur dari sekolah tersebut tidak
ada misalnya guru, maka proses pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik.
Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan kedudukan (status). Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di atas, mempunyai kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus dilakukannya pun berbeda pula, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam emperlancar proses belajar mengajar di sekolah. perbedaan sosial lebih banyak disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul keanekaragaman pekerjaan atau profesi seperti dokter, guru, perawat, supir, petani dan sebagainya. Perbedaan bentuk fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut, bentuk rambut (keriting atau lurus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuk hidung, bentuk kepala, dan sebagainya. Menyebabkan timbulnya perbedaan ras, ada Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung lebar, dan bentuk bibir yang tebal. Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit coklat, rambut lurus tubuh pendek, hidung datar dan tulang pipi menonjol. Ras Caocasoid dengan ciri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung mancung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi. Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha; perbedaan suku seperti suku Sunda, Batak, Minangkabau dan sebagainya; perbedaan marga seperti Simatupang, Simalungun dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut dengan stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu adalah:
Dalam sistem sosial selalu berhubungan dengan peran (role) dan kedudukan (status). Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di atas, mempunyai kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus dilakukannya pun berbeda pula, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam emperlancar proses belajar mengajar di sekolah. perbedaan sosial lebih banyak disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul keanekaragaman pekerjaan atau profesi seperti dokter, guru, perawat, supir, petani dan sebagainya. Perbedaan bentuk fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut, bentuk rambut (keriting atau lurus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuk hidung, bentuk kepala, dan sebagainya. Menyebabkan timbulnya perbedaan ras, ada Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung lebar, dan bentuk bibir yang tebal. Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit coklat, rambut lurus tubuh pendek, hidung datar dan tulang pipi menonjol. Ras Caocasoid dengan ciri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung mancung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi. Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama seperti Islam, Kristen, Hindu, dan Budha; perbedaan suku seperti suku Sunda, Batak, Minangkabau dan sebagainya; perbedaan marga seperti Simatupang, Simalungun dan sebagainya. Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut dengan stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu adalah:
1) Ukuran kekayaan
2) Ukuran kekuasaan
3) Ukuran kehormatan
4) Ukuran ilmu pengetahuan
Ada dua sifat pelapisan sosial yang
berkembang di masyarakat.
1) Bersifat tertutup (closes social stratification)
2) Bersifat terbuka (oven social stratification)
2. Pranata sosial budaya
Pranata pranata sosial yang dibentuk
oleh masyarakat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia,
mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1) Memberikan pedoman pada
anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka
harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat yang bersangkutan.
2) Menjaga keutuhan
dari masyarakat yang bersangkutan.
3) Memberikan pegangan kepada
masyarakat untuk mengadakan system pengendalian
sosial (social control) yaitu sistem pengawasan :dari masyarakat
terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
3. Proses sosial budaya
Manusia senantiasa saling
berhubungan dengan manusia lain atau melakukan kontak sosial. Hubungan
antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal pengetahuan, sikap dan
perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat terjadi
antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok.
Interaksi sosial dapat menimbulkan:
1) Kerja sama (cooperation);
2) Persaingan (competition);
3) Pertikaian (conflict).
Ada 3 bentuk kerja sama yaitu:
1) Bergantung yaitu perjanjian
pertukaran barang atau jasa;
2) Cooptation yaitu
penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan atau ketidakstabilan;
3) Coalition yaitu
penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
C. Interaksi Individu dan Masyarakat
Interaksi ,
yaitu hubungan
timbal balik antara dua orang atau lebih dan masing-masing orang yang terlibat
di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam proses interaksi tidak saja
terjadi hubungan antara pihak-pihak yang terlibat, melainkan terjadi saling
memengaruhi satu sama lainnya.
1.
Interaksi dan masyarakat
Interaksi
tidak hanya menimbulkan kualitas manusia tetapi juga merupakan dasar dari semua
kehidupan kelompok mulai dari interaksi yang dua orang sampai ke masyarakat
2. Masyarakat (kelompok Kolektif,
Organisasi, Komunikasi)
Dalam hal
ini mereka memandang masyarakat sebagai seperangkat sistem institusi,
stratifikasi dan pola-pola budaya yang didalamnya individu dilahirkan dan
tersosialisasi. Dari para bab ini adalah melihat pandangan masyarakat dari para
ahli interaksi simbolis menekankan sifat dinamikasi dan menghubungkan tiap
konsep yang dibicarakan
3. Masyarakat dan Sifat Individual
dalam Berinteraksi Simbolik
Istilah
Blumer adalah satu contoh masyarakat kandung kadang suatu masyarakat yang hanya
memiliki eksistensi yang sebentar saling memiliki kehidupan yang sangat panjang
Blumer di dalam diskripsinya tentang komunikasi menunjukkan sangat jelas
bagaimana komunikasi dan proses penyatuan tindakan diantara orang dengan baik
dihubungkan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pranata sosial adalah tata cara atau prosedur yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang berkelompok dalam suatu
kelompok kemasyarakatan yang dimanakan assosiation.
Macam-macam
pranata sosial : Pranata yang berfungsi untuk memenuhi keprluan kehidupan
kekerabatan, Pranata-pranata yang berfungsi untuk memenuhi keperluan manusia
untuk mata pencaharian hidup, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi kebutuhan
penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang
berguna, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan ilmiah manusia,
Pranata- pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia dalam menghayati
rasa keindahannya, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan manusia
untuk berhubungan dengan dan berbakti kepada tuhan atau dengan alam gaib adalah
religious institutions,pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan
manusia untuk mengatur dan mengelola keseimbangan kekuasaan dalam kehidupan
masyarakat, Pranata-pranata yang berfungsi memenuhi keperluan fisik dan
kenyamanan hidup manusia adalah somatic institusions.
B.
Saran
Pembahasan
mengenai struktur sosial dan pranata sosial di atas sangat lah terbatas dan
singkat maka dari itu, kami selaku penulis memberi saran kepada para pembaca
supaya mencari referensi lain guna pembahasan yang lebih luas dan mendalam.
DAFTAR
PUSAKA
Koentjadiningrat, (2009) Ilmu Antropologi,
PT Rineka Cipta: Jakarta
Purwitaadjamja, (1997). Sosiologi Antropologi, PT Widya Duta: Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar