RSS

PGSD IPS, Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan menuju kemerdekaan




Perjuangan Bangsa Indonesia dan
Semangat Kebangsaan menuju kemerdekaan


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pengetahuan Sosial



Dosen Pengampu: RIZKI ANANDA, M.Pd.

 


 


Nama :  PERTIWI KURNIA
Nim    : 1686206077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2016



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Indonesia mengukir kisah perjuangan yang panjang dalam perjalanannya. Kemerdekaan yang didapatkan sekarang ini bukanlah semudah membalikkan telapak tangan. Bangsa Indonesia dijajah oleh negara lain selama berabad lamanya. Penjajahan terlama dilakukan oleh Belanda.  Belanda menjajah Indonesia selama lebih kurang 350 tahun. Berbagai faktor yang melandasi penjajahan Belanda di Indonesia, salah satunya adalah motif berdagang yang bergeser seiring dengan keinginan untuk berkuasa. Berbagai konflik yang terjadi dengan penguasa sebelumnya, yaitu Inggris dan Portugis menghadirkan persaingan. Persaingan yang direalisasikan dengan adanya kongsi dagang yang merugikan Bangsa Indonesia. Di antara bangsa-bangsa Barat yang datang di Indonesia, Belandalah yang paling bernafsu menguasai Indonesia. Untuk melaksanakan tekadnya itu Belanda mendirikan VOC. VOC adalah kongsi dagang Belanda yang mencari keuntungan yang sebesar-besarnya di Indonesia. Oleh karena itu, mereka tidak menghiraukan kemajuan Indonesia.
Sejak dahulu, bangsa-bangsa di dunia tertarik untuk mengusai Indonesia termasuk wilayah Kerajaan Maluku yang berada di bagian timur Indonesia. Hal itu disebabkan oleh letak Kerajaan Maluku yang sangat strategis dan kekayaan alamnya berlimpah-limpah. Dikatakan strategis karena Kerajaan Maluku terletak di jalur perdagangan dunia. Di samping tanahnya sangat subur, Kerajaan Maluku juga mempunyai kandungan alam yang banyak, seperti minyak. emas, dan tembaga.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat Kebangsaan Menuju Kemerdekaan
Perjuangan untuk melepaskan diri dari kungkungan penjajah telah dilakukan diberbagai daerah di Nusantara jauh sebelum abat ke-20. Hanya perjuangan belum bersifat Nasional atau kebangsaan untuk membentuk suatu negara-bangsa (Nation State). Perjuangan dilakukan oleh sejumlah kerajaan untuk mengusir penjajah dari daerah/kerajaan tertentu secara lokal sehingga sering disebut perjuangan kedaerahan/lokal.

1.      Masa Penjajahan Barat (abad XV-XIX)
Merupakan awal kontak dengan bangsa-bangsa Barat. Kedatangan mereka ke daratan nusantara karena kesuburan Indonesia dengan hasil bumi, mereka berlomba-lomba merebut kemakmuran bumi Indonesia.
Masa penjajahan Belanda menuju ke arah penguasaan terhadap seluruh kehidupan bangsa maupun wilayah nusantara. Masa penjajahan Belanda, dijadikan tonggak sejarah perjuangan bangsa dalam mencapai cita-cita.
Hampir semua orang yang berada di wilayah nusantara ini pernah merasakan bagaimana sakit dan penderitaan selama dalam alam penjajahan. Misalnya, pengalaman penderitaan selama diterapkannya peraturan Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) oleh Van Den Bosch tahun 1828,  Seorang Gubernur Jenderal kepercayaan Ratu Wilhelm I dalam pemerintahan Hindia Belanda.
Di Negeri Belanda sendiri terjadi proses pembangunan besar-besaran hasil keringat rakyat Nusantara yang mengalami proses pembodohan dan kemiskinan. Muncul pula suara-suara yang membela rakyat jajahan diparlemen Belanda terutama partai Liberal yang memenangkan pemilu saat itu. Orang-orang yang menaruh simpatik atas penderitaan rakyat di nusantara itu adalah :

a.    Baron Van Houvell, seorang pendeta yang bekerja bertahun-tahun di wilayah nusantara sehingga tahu kondisi rakyat ditanah air saat itu.
b.    Eduard Douwes Dekker, terkenal dengan nama samaran Multatuli, bekas Asisten Residen Lebak yang meminta berhenti karena tidak tahan melihat kesengsaraan rakyat Lebak  akibat penjajahan Belanda.
c.    Mr. Van Deventer, yang gigih membela kepentingan rakyat Indonesia dan berpendapat bahwa Belanda mempunyai Hutang Budi kepada rakyat Indonesia. Hutang budi ini harus dibayar oleh Belanda dan Ia mengusulkan agar Belanda menerapkan Etisce Politic, ialah politik balas budi yang terdiri atas tiga program :  Edukasi, Transmigrasi dan Irigasi.

Pemerintah Belanda akhirnya mau menjalankan politik balas budi ini, terbukti dibangunnya sekolahan-sekolahan, rumah sakit, irigasi namun ternyata bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia melainkan hanya untuk kepentingan Belanda sendiri.

Efek samping dari upaya Belanda dalam menjalankan politik balas budi ini bagi bangsa Indonesia todak dapat diingkari. Terbukti setelah adanya politik balas budi, ada rakyat Indonesia yang mulai sadar atas nasibnya dimana banyak kepincangan sosial, kebodohan dan kemiskinan yang merajalela. Mereka yang mengenyam pendidikan dan sadar akan nasib bangsanya inilah yang selanjutnya menjadi tokoh-tokoh pergerakan dan kebangkitan Nasional.

2.      Masa Kebangkitan Nasional
Merupakan awal tonggak kebangkitan bangsa yang telah sekian lamanya  terbenam dalam penjajahan. Perlawanan secara fisik yang tidak ada koordinasi, mendorong pemimpin Indonesia untuk merubah perlawaan yaitu dengan menyadarkan bangsa Indonesia akan pentingnya bernegara.
Sejak inilah muncul kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat Nusantara yang sama-sama ada dalam penjajahan. A.K. Pringgodigdo (1991) membagi masa perjuangan kebangsaan di Indonesia atas lima dimensi, yakni :
a.  Pergerakan Politik;
b.  Pergerakan Serekat Kerja;
c.  Pergerakan Keagamaan;
d.  Pergerakan Wanita;
e.  Pergerakan Pemuda.
Lima dimensi pergerakan pada masa penjajahan Belanda ini dibagi lagi menurut kurun waktu sebagai berikut :
a.  Masa 1908-1920
b.  Masa 1920-1930
c.  Masa 1930-1942

Ada tiga jenis pergerakan politik pada masa 1908-1920, ialah :
1.    Organisasi-organisasi Indonesia yang terdiri atas Budi Utomo, Sarekat Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan.
2.    Perkumpulan campuran, yakni bangsa Indonesia dan bukan bangsa Indonesia, seperti Insuiinde, National Indische Partij, De Indische Partij-Douwes Dekker, Indische Sociaal democratische Verreenining-Sneevliet, Indische Sociaal Democratische Partij.
3.    Perkumpulan campuran yang bertujuan Indonesia tetap dalam ikatan dengan negeri Belanda.

Pergerakan politik pada masa 1920-1930 untuk organisasi Indonesia meliputi Partai Komunis Indonesia, Sarekat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia, Studieclub-studieclub, Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, dan golongan berdasarkan keagamaan. Sedangkan pergerakan politik pada masa 1930-1942 meliputi Pendidikan Nasional Indonesia, Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, Budi Utomo, Partai Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya, PSII, Parii, Penyedar, PII dan PSII ke-2, perkumpulan berdasarkan kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI dan Majelis Rakyat Indonesia.
Budi Oetomo, merupakan organisasi pertama di Indonesia yang berbentuk modern, yaitu organisasi dengan pengurus yang tetap. Budi Oetomo di didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 yang dilatarbelakangi oleh propaganda dr. Wahidin  Sudirohusodo untuk memajukan bangsa Indonesia dibidang pengajaran yang pada saat ini kondisinya sangat terbelakang bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

Sarekat Islam, didirikan di Solo tahun 1911 oleh Haji Simanhudi. Lahirnya Sarekat Islam lebih banyak dilatar belakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.  Perdagangan bangsa Tionghoa yang telah banyak menghambat perdagangan Indonesia, seperti monopoli bahan-bahan batik dan tingkah laku orang-orang sombongs esudah terjadinya revolusi di Tiongkok.
2. Semakin meningkatnya penyebaran agama kristen di tanah air dan adanya ucapan penghinaan parlemen Belanda tentang tipisnya kepercayaan beragama orang Indonesia.
3. Cara adat istiadat lama yang terus dipakai di daerah-daerah kerajaan yang makin lama makin dirasakan sebagai penghinaan.

Sementara itu National Indische Partij (NIP) dan ISDV yang berdasarkan sosialisme kiri yang tidak banyak mendapatkan anggota mulai melihat keberhasilan Sarekat Islam sebagai organisasi rakyat dan berusaha mendapatkan pengaruh dalam Sarekat Islam (SI).
Selain organisasi yang bersifat Nasional, pada dekade tersebut muncul pula organisasi/perkumpulan yang berdasarkan kedaerahan, seperti Pasundan, Serikat Sumatera, perkumpulan orang-orang Ambon dan perkumpulan orang-orang Minahasa.
Pada periode tahun 1920-1930 ditandai oleh berdirinya berbagai organisasi yang bersifat kedaerahan dan organisasi yang cukup besar pengaruhnya dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, ialah Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI berasaskan menolong diri sendiri (selfhelp), non-kooperatifdan marhaenisme yang bertujuan :
a.    Bidang Politik, memajukan penghidupan yang merdeka, memperkuat rasa kebangsaan dan rasa kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia, khususnya dan memperkokoh perhubungan bangsa-bangsa Asia.
b.    Bidang Ekonomi,  memajukan penghidupan yang merdeka, memajukan perdagangan kebangsaan, kerajinan, bank-bank dan koperasi.
c.    Bidang Sosial, memajukan pengajaran yang bersifat kebangsaan, memperbaiki kedudukan wanita,memerangi pengangguran, usaha-usaha transmigrasi, menyokong serikat-serikat sekerja, memajukan kesehatan rakyat dan membasmi pemadat dan peminum.

Pada tahun 1920-an ini, adalagi peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju suatu negara kesatuan adalah munculnya berbagai organisasi pemuda dari berbagai wilayah di nusantara yang menyatakan keinginan untuk bersatu sebagai suatu bangsa. Gerakan pemuda ini diawali dengan berdirinya Jong Java yang disebut juga Tri Koro Dharmo (Tiga Tujuan Mulia).
Upaya kelompok pemuda yang dirintis sejak lama itu mencetuskan cita-citanya dalam suatu kongres pemuda II di Jakarta pada tanggal 26-28 oktober 1928.
a)        Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). Sejak tahun 1932 organisasi ini dipimpin oleh Moh. Hatta, bertujuan melepaskan diri dari penjajahan untuk mencapai kemerdekaan dan menjunjung tinggi sikap non-koperasi dengan pihak Pemerintah Belanda.
b)        Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro). Didirikan di Jakarta tahun 1937 oleh mantan anggota Partindo, sehingga tujuannya sama dengan Partindo. Perbedaanya Gerindro menjunjung asas kooperasi, ialah mau bekerja sama dengan pihak Hindia Belanda.
c)        Partai Persatuan Indonesia (Partindo). Organisasi ini dipimpin oleh Mr. Sartono dan pada hakekatnyamerupakan kelanjutan dari PNI lama sehingga tujuannya pun sama ialah Indonesia Merdeka. Secara spesifik, tujuannya
(1) perluasan hak-hak politik dan perteguhan keinginan menuju suatu pemerintahan rakyat berdasarkan demokrasi;
(2) perbaikan hubungan komunikasi dalam masyarakat;
(3) perbaikan ekonomi rakyat.

Organisasi politik lainnya yang tumbuh sejak tahun 1930-an hingga menjelang kemerdekaan yang mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan antara lain Partai Rakyat Indonesia (PRI), Persatuan Bangsa Indonesia (PBI), Partai Indonesia Raya (Parindra), PSSI, Partai Islam Indonesia (Parii), Penyedar, dll.
Dari serangkaian perjuangan bangsa melalui berbagai sarana organisasi kemasyarakatan dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya bangsa Indonesia pada saat itu telah mulai sadar akan nasibnya yang sedang dijajah sehingga kondisinya miskin, bodoh dan tidak ada kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri. Karena itulah, muncul berbagai gerakan yang mengarah pada upaya untuk mempersatukan diri melawan penjajahan dengan berbagai taktik perjuangan yang dilandasi oleh semangat persatuan dan nasionalisme yang kuat.

3.      Masa Berakhirnya Kolonialisme Asing (1942-1945)
Jepang masuk ke Indonesia menghalau Belanda, merupakan awal Jepang di Indonesia. Melihat kenyataan yang tidak menguntungkan, Jepang mengubah haluan politik dengan mempropagandakan bahwa kehadirannya di Indonesia untuk membebaskan Indonesia dari cengkraman penjajah. Tetapi itu hanya tipuan agar rakyat Indonesia membantu Jepang.
Kenyataan yang dialami bangsa Indonesia, Jepang sesungguhnya tidak kurang kejam dari pada penjajah Belanda, dimana bangsa Indonesia mengalami penderitaan yang mengakibatkan kekecewaan rakyat Indonesia atas perlakuan Jepang, sehingga menimbulkan perlawanan.
Jepang mengetahui keinginan bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan. Jepang menjanjikan akan memberikan kemerdekaan di kemudian hari, apabila perang telah selesai. Untuk mewujudkan janji tersebut, tanggal 29 April 1945 Jepang membolehkan rakyat Indonesia membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), dan dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, yang
kemudian memulai sidang pertama untuk merumuskan konsep dasar Negara
yaitu Pancasila. Janji kedua diumumkan lagi, berupa “kemerdekaan tanpa syarat”. Tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kalah pada sekutu, saat itu terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia.
Menanggapi situasi ini, bangsa Indonesia mempersiapkan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, yang dikumandangkan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia adalah jembatan emas, sehingga mempunyai makna yang sangat penting bagi bangsa dan negara Indonesia. Menurut Surjumiharjo (1989), gerakan ini merupakan peristiwa yang serempak di berbagai belahan bumi , khususnya di Asia dan Afrika.







BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
  Secara khusus, kedatangan bangsa Belanda didorong oleh dua motif yaitu ekonomi dan petualangan. Pada 1595 armada bangsa Belanda, yang terdiri dari empat kapal dagang, untuk pertama kalinya berlayar ke Hindia Timur dibawah pimpinan Cournelis de Houtman. Armada tersebut sampai di Banten pada 1596.
 Maluku padatahun 1817 bangkit mengangkat senjata melawan kekuasaan Belanda.Perlawanan rakyat Maluku berkobar di Pulau Saparua.Peperangan Pelembang dimulai pada saat Raffles menulis surat kepada Sultan Mahmud Badaruddin agar menyingkirkan Belanda dan untuk keperluanitu Inggris akan memberi bantuan militernya. Belandadiserang oleh pasukan Sultan, dan orang-orang Belanda dibawa ke hiliruntuk dibunuh pada tanggal14 September 1811. Perang Padri dimulai dengan adanya perdamaian yang diadakan pada tahun 1825.Pada saat terjadi gencatan senjata tersebut, ternyata Belanda melakukan tekanan-tekanan kepada penduduk setempat, sehingga akhirnya meletuslah perlawanan kembali dari pihak kaum Padri diikuti oleh rakyat setempat. Perlawanan segera menjalar kembali ke berbagaitempat. Tuanku Imam Bonjol mendapat dukungan Tuanku nan Gapuk,Tuanku nan Cerdik, dan Tuanku Hitam, sehingga mulai tahun 1826 volume pertempuran semakin meningkat.
B.       Saran
Dengan kita mempelajari perjuangan Kemerdekaan Indonesia maka seharusnya rasa nasionalsme terhadap bangsa akan tumbuh lebih besar. Karena kita mengetahui bagaimana usaha para pendahulu kita untuk memperoleh kemerdekaan, maka sepatutnya kita sebagai generasi yang melanjutkan perjuangan mereka untuk senantiasa berusaha menjadikan Bansa Indonesia lebih baik dan semakin maju.


DAFTAR PUSTAKA

Sapriya, dkk. 2007. KONSEP DASAR IPS. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar