RSS

MAKALAH PGSD Fakta, Konsep dan Generalisasi



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge atau  structure of knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya.Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu dasar bagi materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3 tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu:  fakta,  konsep, generalisasi.

  
B. Rumusan masalah
1.    Apa pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi?
2.     Bagaimana Fakta, Konsep, dan Generalisadi dalam IPS?
3.     Bagaimana Hubungan Fakta, Konsep, dan Generalisasi?
4.    Bagaimana Model Pembelajaran Fakta, Konsep, dan Generalisasi dalam IPS?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar “mahasiswa dapat mengenal, memahami dan mengetahui tentang fakta ,konsep serta generalisasi dalam IPS”

D. Manfaat Penulisan
Agar kita biasa membedakan tentang fakta konsep dam generalisasi.



BAB II
KAJIAN PUSAKA

A. Pengertian Fakta, Konsep dan Generalisasi
Suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas.
1. Fakta.
Fakta merupakan informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum). 
Beberapa contoh fakta yakni:
a. Gunung galunggung meletus pada tahun 1982.
b. Jakarta adalah ibu kota Indonesia.
c. Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 agustus 1945.
2. Konsep.
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Jika kita menemukan sejumlah informasi misalnya ada sebuah benda padat yang besar, benda itu terbuat dari besi atau kayu, digerakkan oleh mesin atau layar, berjalan diatas air, digunakan untuk mengangkut barang atau orang, maka kemudian dengan kemampuan mental informasi atau fakta itu dapat disederhanakan dengan memberi label atau nama "Kapal Laut".
Konsep merupakan sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan makna atau defenisi yang ditentukan.  Konsep juga dinyatakan dalam sejumlah bentuk:
a.Kongkrit atau abstrak, Luas atau sempit, suku kata atau frase.
b.Beberapa konsep adalah konsep kongkrit, misalnya berkaitan dengan tempat, objek, lembaga, atau kejadian seperti: manusia, gunung, pulau, daratan, rumah, negara, partai politik, barang konsumsi, produsen, pabrik, gempa bumi, kemarau dan sebagainya.
Sementara itu konsep lainnya yang bersifat abstrak yakni demokrasi, toleransi, adaptasi, kejujuran, kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, keadilan, kebebasan, saling ketergantungan, hak, sistem hukum dan sebagainya.
Konsep dikatakan penting karena konsep membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang dihadapi. Selanjutnya cara memperoleh konsep yakni sebelumnya harus mengenal kemudian memahami dan merumuskan data fakta yang menjadi ciri/ atribut dari suatu konsep.
3. Generalisasi
Pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian konsep.
Generalisasi berisi banyak konsep. Berikut ini kutipan sebuah generalisasi yang dikutip dari Savage dan Armstrong "Ketika suatu masyarakat meningkat menjadi masyarakat terdidik dan masyarakat industri, maka angka kelahiran akan menurun".
Perlu dipahami bahwa fakta menyediakan contoh-contoh bagi konsep dan generalisasi yang spesifik. Namun demikian, jika fakta-fakta itu tidak terkait dengan konsep dan generalisasi yang penting maka fakta-fakta tersebut hanyalah menjadi setumpuk hal yang sepele dimana sedikit kegunaannya.
ciri-ciri generalisasi adalah sebagai berikut :
a.       Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
b.      Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh
c.       Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep
d.      Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata
e.       Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity.
Contoh generalisasi adalah : makin banyak angka pengangguran di suatu negara makin meningkat angka kejahatan. Dari generalisasi tersebut terdapat konsep pengangguran, kejahatan, dan negara.
B. FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI DALAM IPS
a.  Fakta dalam IPS
Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu social dan kewarganegaraan. Sedangkan fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan Negara Indonesia.
Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi, apabila ditarik suatu kesimpulan terhadap informasi harus didukung dengan fakta-fakta yang ada untuk memberikan pembuktian terhadap kebenaran suatu informasi. Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang ada dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi. Dari fakta-fakta yang ada dan saling berkaitan maka kita dapat membentuk sutu konsep atau pengertian yang membantu kita untuk berfikir.
b.  Konsep dalam IPS
    IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep  peristiwa/kejadian waktu dan tempat. Geografi terdiri dari konsep seperti dibawah ini :
a.    lokasi
b.    posisi (kedudukan)
c.    situasi
d.   tempat (site)
e.    distribusi
f.     perancangan.
Selanjutnya didalam ilmu ekonomi tediri dari konsep seperti berikut ini :
a)    Konsep kelangkaan (scancity).
b)    Spesialisasi (specialization).
c)    Saling ketergantungan (interdependence).
d)    Pasar (market).
e)     Konsep kebijaksanaan umum (public policy).
Pada ilmu sosiologi konsep yang dikaji didalamnya adalah konsep keanggotaan dalam kelompok seperti dibawah ini :
a)   Perilaku.
b)   Tujuan.
c)   Norma.
d)  Nilai.
e)   Peran.
f)    Keluwesan.
g)   Lokasi.
Sedangkan adat istiadat, etika, tradisi, hokum dan keyakinan.Didalam ilmu psikologi social konsep-konsep yang terkandung adalah :
a)         Kemandirian.
b)         Motif.
c)         Sikap.
d)        Persepsi Interpersonal.
e)         Kelompok.
f)          Norma kelompok.
g)         Konflik dan lain sebagainya  
Dan pada ilmu politik terkandung pula, seperti yang tertera dibawah ini :
a)         Konsep Negara.
b)           Kekuasaan.
c)         Pengambilan keputusan.
d)        Kebijaksanaan.
e)         Pembagian kekuasaan.
f)          Demokrasi, dan lain sebagainya.
Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu social diatas yang membangun bahan kajian IPS, maka jelas bahwa kedudukan konsep dalam IPS merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyelesaikan masalah kita harus menggunkan berbagai konsep ilmu social yang telah dipaparkan diatas, seperti konsep kelompok, konflik, perilaku, peran dan lain-lain. Tanpa menggunakan konsep itu akan sulit untuk memberikan solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi. Untuk menarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu maka kita tidak akan terlepas dari proses generalisasian, oleh sebab itu dibawah ini akan diarahkan bagaimana kedudukan atau peran generalisasi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
    C.  Generalisasi dalam ips
Jelas dikatakan bahwa pada Ilmu Pengetahuan tidak akan dapat terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi. Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi.Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan generalisasi dalam IPS dapat kita simak pada ilustrasi dibawah ini.“Makin tinggi” tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka makin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut”. Dapat dijadikan suatu dalil atau teori bahwa : “ tingkat pendidikan berkolerasi posotif terhadap tingkat kesejahteraan”. Sedangkan konsep pendidikan dan konsep kesejahteraan merupakan suatu bahan kajian yang sangat penting ddalam Ilmu Pengetahuan Sosial.


   D. Hubungan Fakta, Konsep, dan Generalisasi
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami. Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.
Menurut Savage dan Anstrong mengatakan bahwa: “konsep tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian. Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi. Sebagai contoh: Seorang anak berasal dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar sudah berjuang keras menyelesaikan studinya. Waktu di SD ia pernh berjualan es untuk menambah uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya yang tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia berjualan Koran, dan di SLTA ia pernah bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang sekolah. Sampai di Perguruan Tinggi ia bekerja di sebuah pesahaan garmrnt. Semua pekerjaan ia lakukan dengan serius dan tekun sehingga dapat meyelesaikan studinya sampai menjadi seorang sarjana.
Fakta tersebut di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau konsep tentang cita-cita. Suat cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan pengorbanan. Siapapun yang ingin menggapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu cita-cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling berkaitan dapat membentuk suatu konsep.
Hubungan antara konsep dan generalisasi dapat dilihat dari pernyataan Savage dan Amstrong berikut: “ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan dan criminal pun meningkat pula”.
Dari generalisasi tersebut di atas terdapat beberapa konsep, yaitu: konsep pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep.
untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal harus didukug oleh sejumlah fakta, membawakan sejumlah konsep untuk mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi semua penting bagi manusia. Fakta dapat membedakan contoh-contoh konsep, dan generalisasi yang lebih spesifik. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dikaji




C.  MODEL PEMBELAJARAN KONSEP, FAKTA, GENERALISASI DALAM IPS
siswa SD sebagai calon-calon ilmuan dikemudian hari, sejak dini harus memahami tentang struktur ilmu pengetahuan yang diawali dengan fakta, selanjutnya membentuk suatu konsep dan dari konsep-konsep itu akan membuat suatu generalisasi.
Memahami ketiga unsur tersebut sangatlah penting, karena untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari unsur fakta, konsep dan generalisasi. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa fakta merupakan suatu informasi atau data yang terjadi dalam kehidupan ini dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenaranya, dan memiliki kemampuan untuk menjelaskanyang terbatas, seperti contoh, angin berhembus, Jakarta adalh ibu kota Negara Indonesia. Sedangkan konsep adalah pnamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu seseorang untuk mengenal, memahami dan mengerti sesuatu tersebut .
Anak-anak menyadari bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta yang tampak sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-rata penduduk sebuah kampong, mata pencaharian pertama penduduk desa A, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1.    Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2.    Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota. perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3.    Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar kegiatan intelektual. Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam hubungan fungsional dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara fenomena intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna. Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa konsep merupakn kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
Adapun tugas guru, antara lain adalah membantu siswa membangun dan mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar, guru dan siswa harus menggunakan serangkaian fakta ini sebagai dasar pembentukan konsep dan generalisasi. Oleh karena aktivitas pengajaran itu berlangsung  dalam rambu-rambu kurikulum maka pijakan utama dalam proses kegiatan belajar-mengajar yaitu kurikulum.
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1.   Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2.    Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan sendiri.
3.    Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan makna konsep segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun demikian, perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak belum masuk sekolah dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berfikirnya.  Di sekolah mereka belajar konsep yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah hal itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan memilih kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat mengabstraksikan, dan membuat generalisasi. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa konseptualisasi adalah proses mengkategorikan, mengklasifikasikan dan memberi nama pada sekelompok objek.
Tugas guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan bersamaan dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep esensial dan konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan kemampuan merumuskan generalisasi sesuai dengan kemampuan berpikir siswa. Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari dan mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya berjalan lancar.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fakta merupakan suatu informasi atau data yang ada atau yang pernah terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual  yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.
Generalisasi berasal dari kata “general” yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di dalam proses pembelajaran.

B. Penutup
Demikianlah makalah ini dibuat, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh sebab itu selaku penyusun makalah ini menerima kritik dan saran agar untuk pembuatan makalah kami ke depan menjadi lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.





DAFTAR PUSAKA

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

@swan mengatakan...

terima kasih

Posting Komentar